Social Icons

Rabu, 04 Maret 2015

Taman Nasional Tanjung Puting



A. Pengantar



Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) merupakan kawasan konservasi yang memiliki arti penting secara global dengan keanekaragaman hayati yang kaya di tengah-tengah pesatnya kepunahan hutan Borneo. TNTP ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996 seluas 415.040 ha  yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan. Pada tahun 1977 Unesco menetapkan Suaka Margasatwa Tanjung Puting sebagai “Cagar Biosfer”. Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai Negara melalui kerjasama dengan program MAB (Man and Biosphere)-UNESCO untuk mempromosikan keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan berdasarkan pada upaya masyarakat local dan ilmu pengetahuan.Selain sebagai cagar biosfer TNTP juga merupakan tujuan wisata baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Meskipun tujuan utama kawasan TNTP adalah untuk perlindungan ekosistem alam dengan segala elemennya, tetapi dapat pula diusahakan untuk memperoleh penghasilan dan pengelolaan melalui kegiatan wisata alam.         Saat ini TNTP semakin terkenal bagi para wisatawan mancanegara maupun lokal yang memang menyenangi petualangan alam liar. Dari data yang ada bahwa tingkat kunjungan dari tahun ketahun semakin meningkat, terutama wisatawan mancanegara. Berdasarkan uraian tersebut diatas, perlu dilakukan analisa/kajian terthadap manajemen ekowisata  di TNTP sehingga dapat diketahui kekuatan, potensi, permasalan  dan peluang untuk peningkatan dan perbaikan ekowisata di TNTP
 
B. Objek Wisata TNTP

Lokasi dan obyek wisata Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang  banyak di kunjungi, diantaranya adalah :

a.     Tanjung Harapan
Tanjung Harapan merupakan pintu masuk kawasan TNTP dari sebelah barat melewati Kumai. Wilayah ini merupakan juga zona pemanfaatan yang dikembangkan untuk kegiatan wisata alam yang dilengkapi dengan pusat informasi, wisma tamu, hotel dan menara pengintai.  Daerah ini memiliki potensi wisata berupa :
  • Jalur Tracking Tanjung Harapan – Pondok Tanggui sejauh 22 Km yang melintasi berbagai tipe hutan yang ada di TNTP.

  • Demplot tanaman obat dan anggrek
  • Bird Watching
  • River Crusing sambil menyaksikan berbagai jenis primata di tepian Sungai Sekonyer seperti Bekantan (Nasalis larvatus) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

b.     Pesalat dan Beguruh
Pesalat dan Beguruh merupakan zona pemanfaatan khusus untuk kegiatan rehabilitasi kawasan.  Wilayah ini mempunyai daya tarik wisata alam tersendiri karena wisatawan dapat melakukan penanaman pohon konservasi dengan diberi nama si penanam. Pesalat ini merupakan pusat pendidikan konservasi dan terdapat juga Camping Ground bagi anda yang ingin berkemah di tengah hutan kalimantan.
c.     Pondok Tanggui
Wilayah ini merupakan zona pemanfaatan khusus untuk rehabilitasi Orangutan remaja dan semi liar. Lokasi rehabilitasi Orangutan di TNTP ini merupakan daya tarik tersendiri karena pada jam-jam tertentu dilakukan atraksi pemberian makan (Feeding) kepada Orang utan.                                            
d.     Camp Leakey
Camp Leakey merupakan zona pemanfaatan khusus yang menjadi tempat penelitian serta rehabilitasi Orang utan dewasa.  Pada awalnya merupakan lokasi penelitian mahasiswa bernama Birute M.F Galdikas pada tahun 1971 yang didukung oleh Direktorat PPA (Ditjen PHKA saat ini) cocok sebagai tempat kunjungan wisata singkat untuk melihat Orangutan rehabilitan baik yang sudah liar maupun semi liar.  Tempat ini juga juga seringkali didatangi kru-kru film dari dalam dan luar negeri untuk dijadikan lokasi pengambilan film dokumenter mengenai Orang utan dan Hutan Kalimantan.
Rehabilitasi/Peliaran Orangutan hasil  kerjasama Ditjen PHKA dengan OFI yang dipimpin oleh Prof. Dr. Birute M.F Galdikas, melalui kegiatan feeding yang pada awalnya sebagai pakan tambahan bagi Orangutan rehabilitan hasil sitaan / penyerahan dari masyarakat, agar bisa survive dengan mengandalkan suplay makanan di alam aslinya, dalam perkembangannya ternyata  menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan, oleh karena itu KEGIATAN FEEDING bagi orangutan  tetap berlangsung sampai saat ini dan merupakan atraksi utama dari Camp Leakey.
Di wilayah ini juga terdapat jalur Tracking untuk  melihat vegetasi hutan sekunder dataran rendah kalimantan. River Cruising secara langsung menyertai awal perjalanan menuju Camp Leakey dengan melintasi sungai sekonyer kanan yang berwarna hitam jernih.
e.     Pondok Ambung
Pondok Ambung merupakan stasiun riset untuk penelitian berbagai flora dan fauna pada semua tipe habitat yang terdapat di TNTP. Banyak peneliti dari dalam negeri maupun luar negeri melakukan penelitian di tempat ini, diantaranya penelitian tentang Buaya Sapit (Tomistoma Schelegelii), Bekantan (Nasalis larvatus), berbagai jenis ular dan satwa lainnya.  
f.       Sungai Buluh Besar dan Sungai Buluh Kecil.
Sungai Buluh Besar dan Kecil masuk ke dalam zone pemanfaatan terbatas yang mempunyai panorama alam yang sangat indah, apalagi menjelang matahari terbenam. Disini masih terdapat Orang utan liar dan sangat cocok untuk kegiatan pengamatan burung (Bird Watching). Akses menuju tempat ini agak sulit karena harus melewati laut yang perlu diperhitungkan gelombangnya. Untuk berkunjung ke tempat ini disarankan pada musim kemarau yaitu antara bulan juni-september.
g.     Sungai Sekonyer
Potensi wisata yang ada di TNTP tidak didukung oleh kondisi Sungai Sekonyer yang merupakan pintu masuk wisatawan dari Pangkalan Bun karena tercemar limbah penambangan emas/ puya di hulu sungai.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maria T. Indarwati dkk dari Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana tahun 2007 menunjukkan bahwa Kondisi Sungai Sekonyer dari hulu sampai hilir tercemar akibat logam berat. Logam berat  yang berpotensi mencemari Sungai Sekonyer adalah : Seng, Kadmium, Tembaga dan Merkuri.  
D.   Akses Menuju Obyek Wisata Alam

Untuk menuju Taman Nasional Tanjung Puting bisa ditempuh melalui beberapa alternatif diantaranya :
a.     Melalui Pangkalan Bun
Pangkalan bun merupakan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki Bandar Udara Iskandar yang dilalui penerbangan langsung dari Jakarta maupun Semarang. Maskapai yang melakukan penerbangan ke Pangkalan Bun diantaranya : Trigana Air, Kalstar, Merpati. 
b.     Melalui Palangkaraya
Palangkaraya merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang banyak dilalui penerbangan langsung dari berbagai kota besar di Indonesia sepeti Jakarta, Semarang, Surabaya. Maskapai yang melakukan penerbangan langsung ke Palangkaraya diantaranya adalah Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia air, Sriwijaya Air, Merpati. Dari Palangkaraya menuju Pangkalan Bun bisa ditempuh melalui perjalanan darat selama ± 10 jam.
Dari Kota Pangkalan Bun ini perjalanan dilanjutkan menuju Kumai yang ditempuh dengan taksi umum atau mobil carteran selama ± 30 menit. Kumai merupakan kota pelabuhan yang juga melayani rute perjalanan laut menuju Semarang dan Surabaya menggunakan kapal laut.
Setelah sampai di Kecamatan Kumai, menuju Taman Nasional Tanjung Puting, transportasi yang bisa digunakan ada dua macam yakni klotok dan speed boat.  Klotok untuk pengunjung yang lebih menginginkan perjalanan yang santai dan lebih menikmati panorama alam.  Speed boat untuk pengunjung  yang ingin langsung menuju obyek utama.  Perjalanan wisata yang dapat ditempuh oleh pengunjung untuk menikmati objek-objek wisata yang ada ditaman nasional tanjung puting adalah dengan rute sbb :
  • Kumai—Tanjung Harapan (20 km), membutuhkan waktu tempuh 0,5 jam dengan menggunakan speed boad dan 1,5 jam dengan menggunakan klotok.
  • Kumai—Pesalat (23 km), membutuhkan waktu tempuh 35 menit dengan menggunakan speed boat dan 1 jam 45 menit dengan menggunakan klotok.
  • Kumai—Pondok Tanggui  (30 km), membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan menggunakan speed boat dan 3 jam dengan menggunakan klotok.
  • Kumai—Camp Leakey (40 km), membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan speed boat  dan 4 Jam dengan menggunakan klotok.

0 komentar:

Posting Komentar